Pengertian Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5).Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
M. Atar Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Kemampuan Menulis
St. Y. Slamet (2008:72) mengemukakan kemampuan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan.Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis.
Dapat disimpulkan kemampuan menulis adalah kemampuan yang bersifat aktif dan produktif di dalam menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan secara terus-menerus.
Tujuan Menulis
Menurut M. Atar Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk merangkum.Sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 6) tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.
Dari pendapat tersebut dapat diuraikan tujuan dari menulis yaitu:
- Untuk memberikan informasi Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.
- Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.
- Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
- Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung.Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007:46) terbagi menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
1. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.2. Tahap Pembuatan
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.3. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan.4. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.5. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.Jenis Tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan menurut Keraf (1989:6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi dan persuasi.1. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah, deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
2. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka, dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3. Argumentasi (bahasan)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian\gagasan.
4. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5. Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.
Tingkatan Menulis
Ada lima tingkatan menulis yaitu:1. Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy), anak mulai menyadari adanya kegiatan baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan .Anak mulai memegang pensil, kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain. Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan
2. Menulis permulaan (beginning writing). Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3. Pembinaan kelancaran menulis (building fluency). Pada tahap ini symbol-simbol bunyi bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4. Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure/reading to learn), sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis, pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya
5. Menulis matang (mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik, tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan – tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e, d, f, k, j, dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya membaca permulaan,menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metde global dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata,kata-kata atau kalimat. Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
Permasalahan dalam Pengajaran Menulis dan Penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis.A.Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk menguasai keterampilan menulis.Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis. Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang berat.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan .Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan menulis diperlukan.
B. Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada umumnya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Pada umumya di Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran ,misalnya jam ke 1-2 matematika ,jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia,jam ke-7 kesenian. Dalam situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis.
Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah mengikuti penataran – penataran ,kursus-kursus tertulis, mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang menulis.
C.Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru. Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerims informasi yang disampaikan oleh penulis
D. Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikah sangat luas dan kompleks, sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan .akibanya pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, uru dapat menjelaskan struktur bahasa, osa kata, ragmatik, jaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan dapat diselsaikan tepat pada waktunya.
E. Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia pengertian metode pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP disini ada kesimpang- siuran antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia .Teknik pengajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran tersebut akibatnya tekinik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang optimal.
Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD.Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.
F. Media Pengajaran menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam mengajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis. Hal ini berguna untuk mendorong terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efisien.
G. Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis karangan,terutama dengan karangan beba. Anak – anak disuruh menulis karangan dengan hanya ditentukan beberapa judul yang dapat dipilih mereka. Siswa yang satu boleh berbeda memilih judul karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkann kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu menempatkan anak seobjektif mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih efektif yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan penggunaan ejaan yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian diharapkan dapat menghasilkan nilai yang objektif.
Hubungan antara Keempat Keterampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, menulis memiliki hubungan yang sangat erat meskipun masing – masing memiliki ciri tertentu. Karena ada hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain. Misalnya pembelajaran membaca, di samping meningkatkan keterampilan membaca dapat juga meningkatkan keterampilan menulis. Contoh lain belajar menemukan ide – ide pokok dalam menyimak juga meningkatkan kemampuan menemukan ide – ide pokok dalam membaca, karena kegiatan berpikir baik dalam memahami bahasa lisan maupun bahasa tertulis pada dasarnya samaDalam proses komunikasi, semua aspek keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tertulis penting. Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna yang disampaikan dan yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang memiliki pengalaman berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan maksudnya dan memahami maksud orang lain dengan mudah.
Kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis semua bergantung pada kekayaan kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu kemampuan berbahasa juga memerlukan kemampuan menggunakan kaidah bahasa.
Hubungan antara Berbicara dan Menulis
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis.Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun kembali secara mudah setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara lisan.
Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak – anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal – hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.
Hubungan antara Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling
melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan
tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan
keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan simbol – simbol yang dapat
dilihat yang mewakili kata – kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata
– kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata – kata yang
dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang
telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh
seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi
karena untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang
lebih mendalam dalam hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami
ketika membaca.
Kegiatan
menulis berfungsi sebagai penyampai informasi , dan penyampaian informasi dalam
kegiatan menulis disalurkan dalam bahasa tulis. Bahan informasi yang digunakan
dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menggunakan
kaidah berpikir dalam kegiatan menyimak telah menunjukkan keterampilan
menulis. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka lseseorang pasti
akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah, sang penyimak dapat
menulis dengan baik.Hubungan Menyimak dengan Menulis
Aplikasi Keterampilan Berbahasa dalam Kehidupan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang ditetapkan sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006. Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar komopetensi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat aneka jenis kegiatan menulis. Semua jenis menulis terwujud dalam kegiatan menulis baik fiksi maupun nonfiksi. Kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah menulis (writing).Daftar Pustaka
- Burhan Nurgiantoro. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE
- Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
- Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
- M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
- Solehan T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
- St. Y. Slamet.2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar.Surakarta:UNS Press
Een Irawati
BalasHapusA1C413014
Kelompok 5
Jika salah satu tujuan menulis adalah untuk merangkum, mengapa kemampuan menulis disebut sebagai kemampuan berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan, bukankah merangkum itu menyalin atau meringkas tulisan yang telah ada?
Merangkum akan menghasilkan resuman baru yang lebih mudah dipahami.
HapusAna Istikomah
A1C413070
Keterampilan Menulis
Litha Maulidha
BalasHapusA1C413016
Kelompok 3 (Membaca)
Dalam menulis kadang-kadang kita harus cepat, misalnya pada saat membuat tulisan sambil menyimak pembicaraan dan berbicara dengan orang lain seperti yang dilakukan wartawan. Bagaimana cara menulis cepat pada saat seperti itu?
dengan cara mencatat poin poin penting pada saat wawancara , dari poin poin penting tersebut dapat dikembangkan menjadi kalimat atau paragraf sesuai dengan topik yang dapat anda pahami saat melakukan wawancara.
HapusRini Hairani
BalasHapusA1C413026
Kelompok 3 (membaca)
Puisi adalah salah satu bentuk sastra yang juga merupakan hasil dari keterampilan menulis. Apakah puisi juga dapat digolongkan kedalam 5 jenis ragam tulisan yang disebutkan diatas ?
Ya, puisi di golongkan kedalam 5 jenis ragam tulisan karena pengertian puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya yang dirangkai menjadi suatu bentuk tulisan yang mengandung makna.
HapusIvone Ujimawati
A1C413206
Kelompok Menulis
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusResy
BalasHapusA1C413036
Fisika 1B
Kelompok 3 (Keterampilan Membaca)
Apa yang dimaksud dari kalimat "berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif" pada artikel di atas dan tolong berikan contohnya !
Jadi, yang dimaksudkan dengan kalimat berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif adalah saat kita memikirkan sesuatu kita biasanya akan menuangkannya dengan cara menulis atau berbicara. Sehingga menulis dan berbicara dapat dikatakan keterampilan ekspresif.
HapusFazrul Falah
A1C413064
Kelompok Menulis
Ulul Hasan Komariah
BalasHapusA1C413030
Kelompok 5 (SURAT)
Sebagai calon guru, tentunya kita diwajibkan untuk tulis menulis. Sedangkan, dizaman modern ini, banyak guru yang sudah menggunakan alat-alat canggih saat mengajar. Contohnya, seperti laptop, notebook, komputer, dan lain-lain. Jarang sekali terlihat guru menulis di papan tulis. Ini menyebabkan menurunnya minat siswa-siswi dalam menulis. Sehingga, banyak yang malas dalam menulis suatu karya tulis. Bagaimana tanggapan kalian terhadap hal ini? Apakah mengetik di komputer juga termasuk dalam kategori keterampilan menulis?
Terimakasih :)
Ya termasuk menulis. Karena saat kita menulis dengan media apapun termasuk media elektronik kita menuangkan sebuah pikiran dan ekspresi.
HapusFazrul Falah
A1C413064
Keterampilan Menulis
Eriana
BalasHapusA1C413090
Kelompok 1 (keterampilan menyimak)
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.
Nah, apa yang dimaksud dengan draft kasar ?
dan berikan contohnya?
trimakasih :)
Draf adalah coretan-coretan kasar yang ditulis oleh penulis. Jika biasanya menulis draft itu dimulai dengan menulils kerangka tulisan atau outline. Tetapi kali ini tidak. Menulis outline memerlukan banyak pemikiran dan konsentrasi. Contohnya sebelum kita menulis sebuah novel kita membuat kerangka, penokohan dan latarnya setelah itu kita mengembangkan kerangka cerita tersebut menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan berkaitan di kertas coretan.
HapusIvone Ujimawati (A1C413206) & Nahed Nuwairah (A1C413080)
Kelompok Menulis
Nama: Retno Munawwaroh
BalasHapusNim: A1C413012
saya ingin bertanya jika ada seorang siswa yang kekurangan dalam menyimak bagaimana cara siswa tersebut menulis dengan baik? jelaskan penanggulangan masalah tersebut!
Yang harus kita lakukan saat menghadapi permasalahan seperti ini adalah menyampaikan materi dengan sebaik dan semenarik mungkin serta jelas pelafalannya dan jangan terlalu cepat, sehingga siswa dapat menyimak dan menerima apa yang kita sampaikan.
HapusFazrul Falah
A1C413064
Kelompok Menulis
Heny Amelia
BalasHapusA1C413040
1. Kenapa dalam membaca maupun menulis, pengorganisasian pikiran dipandang sangat penting ?
karena menulis merupakan proses menuangkan ide ide yang ada dalam pikiran ,
HapusNikmah Azizah
BalasHapusA1C413096
Apa yang dimaksud, berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif ?
Menulis dan berbicara dikatakan keterampilan ekspresif sekaligus bersifat produktif karena berbicara dan menulis merupakan hasil dari pikiran seseorang.
HapusNahed Nuwairah
A1C413080
Kelompok Menulis
Veronika Janiati Wahyuni
BalasHapusA1C413034
Jelaskan perbedaan dari paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi!
Perbedaannya yaitu argumentasi adalah sebuah paragraf yang berisi opini dan didukung oleh fakta-fakta, paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu misalnyabenda atau sebuah tempat, sedangkan paragraf eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
HapusFazrul Falah
A1C413064
Kelompok Menulis
Devvy Anggriani
BalasHapusA1C413216
Kelompok 1 (keterampilan menyimak)
Apa keuntungan dari penggunaan tahap-tahap dalam menulis yang dicantumkan diatas dan berikan contohnya?
Terimakasih
Agar kegiatan menulis berjalan dengan efektif, maka diperlukan tahap-tahap dalam menulis. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung. Keuntungannya tulisan lebih fokus dan berkualitas juga mudah dibaca oleh orang lain karena sudah benar-benar disempurnakan melalui tahap-tahap tersebut.
HapusNahed Nuwairah
A1C413080
Kelompok Menulis
Nama : Benny Ansari
BalasHapusNIM : A1C413208
Kelompok : 1 (Keterampilan menyimak)
Ketika kita menjadi guru, menurut anda bagaimana caranya menyikapi tulisan siswa anda yang kurang bisa dipahami?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusRahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Caranya adalah membiasakan siswa menerapkan prinsip - prinsip seperti di bawah ini.
1. Menggunakan otot bagian belakang bahu dan jari tangan serta pergelangan tangan jangan digerakkan. Gerakan tangan hanyalah proyeksi dari pergerakan otot bahu.
2. Melatih tangan dengan meletakkan nya di udara, kemudian seolah olah menulis di papan tulis. Ingat! jari dan pegelangan tangan tidak boleh bergerak, tapi gunakan otot bahu . Lakukan sampai siswa terbiasa.
3. Jika siswa sudah mulai terbiasa dengan cara sebelumnya mulailah lakukan latihan dengan menyalin satu coretan (misal berupa garis miring atau lingkaran) berulang - ulang hingga satu baris. Tujuannya agar tulisan selalu sama seperti mesin fotokopi.
bagaimana kalau siswa tersebut tidak mau menurut dengan perintah yang diberikan? tolong berikan solusinya
HapusNama : Fahrina
BalasHapusNIM : A1C413048
Kelompok 3 (keterampilan membaca)
1). Jelaskan perbedaan antara tahap revisi dan tahap penyuntingan!
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Tahap penyuntingan adalah tahap untuk menyiapakan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Sementara tahap revisi adalah mengubah nama tokoh, mengubah jalan cerita, memperbaiki tema tulisan, menghilangkan bagian tertentu, menambahkan bab baru yang sebelumnya tidak ada, dan seterusnya.
Dewinta Oktaviana
BalasHapusA1C413094
Keterampilan Berbicara
Dari artikel di atas dijelaskan dalam hubungan berbicar dengan menulis itu merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Jelaskan seperti apa ekspresif itu!
Kemudian, dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol. Seperti apa cara menyandikan simbol-simbol tersebut, tolong berikan contohnya !
maksud kami bukan hubungan berbicara dengan menulis yang merupakan keterampilan ekspresif atau produktif melainkan kegiatan berbicara dan kegiatan menulislah merupakan keterampilan yang ekspresif dan produktif , sedangkan maksud dari ekspresif adalah dengan melakukan kegiatan menulis kita dapat mengekspresikan sesuatu yang ada dalam pikiran kita sedangkan produktif adalah jika kita membaca maka kita akan menghasilkan pengetahuan yang baru .
HapusNur Anita Rahman
BalasHapusA1C413086
Keterampilan Berbicara
Sebagai calon guru, bagaimana tips agar murid yang kita ajar mampu menulis dengan rapi saat kita menjelaskan? sedangkan saat ini banyak fakta yang membuktikan bahwa murid sekolah sudah ikut arus modern yang mengakibatkan mereka malas dalam belajar.
Terima kasih :)
Yang harus kita lakukan saat menghadapi permasalahan seperti ini adalah menyampaikan materi dengan sebaik dan semenarik mungkin serta jelas pelafalannya dan jangan terlalu cepat, sehingga siswa dapat menyimak dan menerima apa yang kita sampaikan juga bisa menuliskan materi tersebut dengan rapi.
HapusNahed Nuwairah (A1C413080) & Fazrul Falah (A1C413064)
Kelompok Menulis
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
1. Jangan menekan pulpen atau pensil terlalu keras
2. Jangan meletakkan pergelangan tangan menempel di meja. Walaupun nyaman, dengan cara ini tulisan menjadi tidak stabil.
3. Jangan menggerakkan jari dan pergelangan tangan pada saat menulis.
4. Selalu menggunakan otot bahu pada saat menulis.
Salsabila Firdausi
BalasHapusA1C413084
Keterampilan berbicara
Pada artikel di atas disebutkan bahwa "Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis." Jelaskan apa yang dimaksud dengan simbol-simbol tersebut dan bagaimana mengembangkan kemampuannya?
Simbol paling umum ialah tulisan, yang merupakan simbol kata-kata dan suara. Lambang bisa merupakan benda sesungguhnya, seperti salib (lambang Kristen) dan tongkat (yang melambangkan kekayaan dan kekuasaan). Lambang dapat berupa warna atau pola. Lambang sering digunakan dalam puisi dan jenis sastra lain, kebanyakan digunakan sebagai metafora atau perumpamaan. Lambang nasional adalah simbol untuk negara tertentu. Kita selain pintar menulis harus mengetahui makna dari simbol-simbol tersebut dan penggunaannya dalam menulis.
HapusCara mengembangkannya yaitu dengan berlatih menulis menggunakan simbol-simbol tersebut, bukan ditujukan agar kita bisa menghapalnya tapi untuk mengingat simbol tersebut. Bahkan ada sorang penulis bernama Ki Ageng Selo yang menggunakan simbol ciptaannya sendiri, beliau menjelaskan tafsirannya atas simbolisme yang digunakan dalam karyanya. Jadi, setiap pembaca karyanya dapat mengerti makna simbol dalam karyanya dengan hanya membaca penjelasan dari Ki Ageng Selo.
Nahed Nuwairah
A1C413080
Kelompok Menulis
Nama : Thaybah
BalasHapusNIM : A1C413006
kelompok keterampilan menyimak (1B)
Saya ingin bertanya
1. Apakah dalam menulis ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi ?
2. Apa perbedaan reviasi dengan penyuntingan dan mengapa ada kedua tahap tersebut dalam menulis ? jelaskan !
didalam setiap kegiatan pasti ada syarat yang harus dipenuhi dan syarat tersebut tergantung pada jenis kegiata masing- masing.sehingga jelas ada syarat untuk menulis tetapi syarat tersebut berbeda contoh: syarat untuk menulis laporan dengan syarat menulis pantun itu berbeda.
Hapustolong berikan contoh keterampilan menulis yang baik dan benar?
BalasHapusNama: Maya Hirani
BalasHapusNIM :A1C413230
Kelompok: Keterampilan Berbicara
Tolong berikan contoh keterampilan menulis yang baik dan benar?
contoh keterampilan menulis yang baik dan benar adalah menulis yang sesuai dengan prosedur menulis . contoh menulis laporan yang susunannya sesuai dengan aturan menulis laporan.
HapusBera Tri Handayani
BalasHapusA1C413204
Kelompok Menyimak
Apakah ada dampak negatif dari keterampilan menulis yang berlebihan ? kalau ada bagaimana cara mengatasinya ?
ada contohnya orang yang sangat suka menulis sampai-sampai di toilet dia menulis di diding toilet, nah cara mengatasinya yaitu dengan memberikan fasilitas seperti mading.
HapusRiska Asyari Putri
BalasHapusA1C413062
SURAT
Tahap-tahap menulis ada enam, jika salah satu tahap tidak dilakukan, apakah berpengaruh dengan hasil tulisan?
jelas berpengaruh , segala sesuatu yang kita lakukan tidak sesuai dengan prosedur hasilnya tidak akan sempurna, pada kagiatan menulis ini jika tidak dilaksanakan sesuai tahap maka hasilnya tidak akan sempurna , misalnya dalam menulis sebuah novel bila tidak dilakukan tahap revisi akan ada bahasa - bahasa yang kurang baik sehingga novel tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh pembaca .
HapusKhalid
BalasHapusA1C413066
Kelompok surat
Apakah ada persepsi berbeda dalam hal keterampilan menulis misalnya, saat ada dua orang menulis artikel yang sama tapi pembaca mengartikan artikel tersebut dengan berbagai persepsi, jika ada jelaskan mengapa?
jelas ada karena setiap orang memiliki pemikiran berbeda - beda sekalipun dia terlahir kembar, beda kepala beda pemikiran.
Hapusada karena setiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda meskipun mereka terlahir kembar,
HapusKhairani fikri
BalasHapusA1C413066
Kelompok surat
Apakah ada teknik menulis cepat yang baik
1. Menulislah dengan gaya Anda sendiri
Hapus2. Tulis dulu baru diperbaiki kemudian
3. Lupakan tata bahasa dan kesalahan dalam menulis
4. Tulis secepat mungkin
5. Diamkan dan istirahat setelah itu perbaiki tulisan Anda
Nahed Nuwairah
A1C413080
kelompok menulis
Aesa Kanaby
BalasHapusA1C413212
kelompok 5
pendidikan fisika
bagaimana meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis supaya tulisan menjadi rapi dan bagus kelak apa bila kita menjadi guru terdapat tulisan siswa yg tidak rapi dan tidak bagus?
Maaf sebelumnya pertanyaan Anda sama seperti saudari Nur Anita Rahman (A1C413086) dari kelompok keterampilan berbicara
HapusYang harus kita lakukan saat menghadapi permasalahan seperti ini adalah menyampaikan materi dengan sebaik dan semenarik mungkin serta jelas pelafalannya dan jangan terlalu cepat, sehingga siswa dapat menyimak dan menerima apa yang kita sampaikan juga bisa menuliskan materi tersebut dengan rapi.
Nahed Nuwairah (A1C413080) & Fazrul Falah (A1C413064)KelompokMenulis
Maulida Wati (A1C413226)
BalasHapusKeterampilan Menyimak
Mengapa menulis harus memperhatikan tanda bacaan?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusDalam menulis tanda baca digunakan agar maksud dari tulisan tersebut tersampaikan dengan baik. Tanda baca berbentuk simbol yang bertujuan untuk mengatur intonasi dan jeda pada sebuah tulisan. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan tanda baca dalam penulisan, sehingga pembaca tidak keliru dalam menafsirkannya.
HapusANISA NUR AZMI
A1C413050
KETERAMPILAN MENULIS
Melda Rizka Putri (A1C413210)
BalasHapusKeterampilan Menyimak
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi, yang ingin saya tanyakan apakah yang dimaksud dengan draf kasar?
Maksud dari draf kasar adalah ide-ide yang diekspresikan ke dalam tulisan kasar, yaitu pengembangan ide masih bersifat tentatif. Pada tahap ini, perhatian difokuskan pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik. Misalnya dalam pembelajaran menulis cerita, selama tahap penyusunan konsep siswa terfokus pada aktifitas menuangkan ide dan menyusun konsep cerita yang akan dibuatnya.
HapusANISA NUR AZMI
A1C413050
KETERAMPILAN MENULIS
Zainab (A1C413236)
BalasHapusKelompok 5 Surat
Sebagai calon guru,bagaimana kah cara nya agar bisa melatih siswa dengan baik dalam hal keterampilan menulis?
Terimakasih
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Memberikan suatu apresiasi terhadap mutu hasil dari keterampilan menulis siswa dan selalu tanggap dalam meninjau kekurangan dari keterampilan menulis serta memberikan rekomendasi mengenai apa saja yang perlu dikurangi atau ditambah kan sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku
Nama: Ariyanti Maulida Putri
BalasHapusKelas: IB
NIM: A1C413054
Kelompok 2 (Keterampilan berbicara)
1. Tujuan menulis salah satunya adalah menceritakan sesuatu. Apakah novel termasuk dalam kriteria menceritakan sesuatu ?
2. Beberapa novel yang saat ini beredar di pasaran penulisannya menggunakan bahasa gaul, apakah ada aturan khusus dalam penulisan sebuah karya tulis ?
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
1. Ya
2. Sebanarnya bahasa gaul adalah bahasa yang hidup pada masyarakat. Oleh karena itu, terkadang pemakaiannya juga pada pada keterampilan menulis. Namun dalam konteks jurnalistik tentu ada aturannya yaitu mesti memerhatikan EYD. Pedoman EYD adalah pegangan semua media pers resmi. Jadi walaupun diperbolehkan jika belum menggunakan peeoman EYD , maka belum lah dikatakan cukup.
Muhammad Fauzan Isnanda A1C413028
BalasHapusKeterampilan Membaca Fisika Kelas B
Saya ingin menulis sebuah cerpen. Bagaimanakah kiat-kiat yangharus dilakukanmenurutanda agar cerpen saya tidak kaku dan terlihat menarik?
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Pertama, kuasailah EYD. Kedua, perbanyak kosa kata. Ketiga, menjiwai tema. Keempat, menjaga ketrpaduan atara tema dan isi cerpen. Dan terakhir, memilih diksi yang tepat serta menyisipkan majas.
Umi Kalsum
BalasHapusA1C413060
Kelompok Berbicara
Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan pengorganisasian pikiran dalam kegiatan berbicara maupun menulis, jika dapat dicontohkan tolong berikan contohnya !
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Untuk kegiatan menulis, pengorganisasian pikiran yang dimaksud seperti penyuplaian ide pikiran seperti air yang mengalir. Artinya pada rancangan ide yang mungkin kita buat sebelumnya bisa berbeda dengan yang kita rencanakan karena kita sudah terhanyut dalam cerita itu sendiri. Lalu yang kita harus lakukan ialah membiarkan nya mengalir seperti air.
Pengorganisasian pikiran di sini maksudnya seseorang dalam berbicara maupun menulis pasti berdasarkan pikiran, tanpa pemikiran tidak mungkin seseorang bisa berbicara atau menulis sendiri. Contohnya dalam menulis suatu karangan, kita pasti menggunakan pikiran untuk memperoleh ide-ide yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan.
HapusANISA NUR AZMI
A1C413050
KETERAMPILAN MENULIS
Nama : Ulul Azmi Purnamasari
BalasHapusNIM : A1C413074
Kelompok Keterampiln Berbicara
Jelaskan, mengapa karya tulis dianggap sebagai sesuatu yang rumit! Sedangkan setiap orang pasti memiliki imajinasi masing-asing yang dapat menghasilkan karya tulis.
Membuat sebuah karya tulis tidaklah mudah dan dianggap rumit karena setiap orang memiliki imajinasi masing-masing oleh sebab itu sang penulis harus bisa mengembangkan sebuah tulisan yang berasal dari imajinasinya sendiri supaya orang lain bisa mengerti dan memahami isi dari karya tulis tersebut.
HapusNahed Nuwairah
A1C413080
Kelompok Menulis.
Elfa Erliana
BalasHapusA1C413020
Kelompok menyimak
Bagaimana strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit dalam menulis?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusStrategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit dalam menulis adalah dengan menulis permulaan (beginning writing). Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan menulisnya dengan baik.
HapusANISA NUR AZMI
A1C413050
KETERAMPILAN MENULIS
Linda Rachmawati
BalasHapusA1C413088
Menulis permulaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global, dan metode SAS. Diantara metode-metode tersebut, manakah metode yang paling efektif dan banyak digunakan dalam menulis permulaan? lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan metode global dan metode SAS?
Rahmad Ariadi
HapusA1C413046
Kelompok Menulis
Metode yang dipandang paling cocok dipakai oleH pemula adalah metode Structural Analisis Sintesis (SAS).
Metode global didefinisikan sebagai metode yang disajikan secara utuh atau bulat. Sementara pada metode SAS didefinisikan sebagai metode pembelajaran membaca menulis permulaan yang diawali dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPenanggulangan yang dapat dilakukan pada seseorang tersebut agar dapat menyesuaikan cara menulis dan menyimak yang dilakukan secara bersamaan, saya sarankan penanggulan untuk menyimak hal tersebut yaitu dengan menulis intisari yang tersirat dalam materi yang disampaikan, apabila anda juga tidak bisa melakukan hal tersebut maka anda hanya cukup untuk menyimak saja tanpa harus menulis kemudian sebaiknya anda meminjam catatan teman anda yang mencatat materi tersebut.
BalasHapusNama : Rahmat Nur Maulani
BalasHapusNIM : A1C413047
Kelompok : 3 Membaca Fisika Kelas A
Sebagai Calon guru, apakah kita harus memiliki tulisan yang bagus, kalau iya apa alasannya ?
Contoh keterampilan menulis
BalasHapus